Seorang gadis
Berdiri sambil menatap mentari pagi
yang mulai beranjak naik
ke atas langit
Mentari pagi yang mulai menyinari
Mentari pagi yang mulai menyinari
setiap kehidupan insan ciptaan Tuhan
yang telah dibangunkan
yang telah dibangunkan
dari mati semalam
Mata sayu dan berkaca-kaca
mulai menurunkan bulir air mata
mulai menurunkan bulir air mata
pada pipi merah merona miliknya
Tangan kecil yang bersedekap
mulai bergetar
berguncang pelan
Tangan kecil yang bersedekap
mulai bergetar
berguncang pelan
Semilir angin pagi pun membelai rambutnya
dan seakan berbisik di telinganya
"Sabar anakku, Tuhan bersamamu,
Ia tahu apa yang kau mau"
Ingatannya melayang
kembali pada hari-hari yang tlah
tertinggal
dibelakang
Usaha tanpa henti
Kini telah berakhir
pasrah
Air matanya pun semakin deras mengalir
Namun bibirnya tetap bergeming
Air matanya pun semakin deras mengalir
Namun bibirnya tetap bergeming
Diam
Matanya pun terpejam
Ia menangis dalam diam
Ia menangis dalam diam
Tidak
Gadis itu tidak diam
Ia berbisik, berbisik di dalam hati
berbisik kepada siapa yang menciptakan dunia ini
Gadis itu tidak diam
Ia berbisik, berbisik di dalam hati
berbisik kepada siapa yang menciptakan dunia ini
Berbisik tentang doa-doa akan
kebahagian
yang ia inginkan
dan di akhir doanya, ia berkata
"Rengkuh aku Tuhan kedalam setiap kebahagiaan milikMu”
dan di akhir doanya, ia berkata
"Rengkuh aku Tuhan kedalam setiap kebahagiaan milikMu”
bagus juga, dapat maknanya. btw EYDnya masih salah, harusnya "di[spasi]belakang" bukan "dibelakang" karena itu menerangkan tempat hehehe abis gatau lagi mau komen apa
ReplyDeletepuisinya galaauuu :/
ReplyDelete